Minum Air putih dapat membuang racun memang benar adanya. Para Ahli menyarankan agar kita minum kurang lebih 2 liter air kan setiap hari? 2 liter air yang disarankan ini sudah cukup untuk mengganti air yang keluar lewat keringat, waktu buang air, sama bernafas. Bernafas ternyata juga mengeluarkan molekul H2O juga loh.
Tapi jangan terlalu banyak minum air putih loh!!! Gini, aku punya Berita tentang ini.
Jakarta, 'Minumlah sebelum haus', begitulah orang selalu diingatkan agar tidak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Karena haus adalah sinyal tubuh sudah mengalami dehidrasi. Tapi hal tersebut rupanya tidak berlaku buat kebanyakan atlet marathon yang lebih sering kelebihan minum air.
Pelari marathon menurut survei terbaru yang muncul dalam edisi terbaru Sports Health, hampir setengah dari pelari marathon minum terlalu banyak selama perlombaan.
Atlet marathon umumnya tidak mengetahui bagaimana menjaga hidrasi yang benar, tapi terlalu fokus pada ketakutan akan dehidrasi. Akibatnya, pelari marathon minum terus menerus yang malah mengakibatkan hilangnya ion natrium dan memicu terjadinya hiponatremia (keracunan air).
Seperti dilansir The New York Times, Kamis (6/10/2011), dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pelari maraton meninggal akibat minum terlalu banyak, kondisi yang berbahaya yang disebut hiponatremia atau keracunan air. Hiponatremia ditandai dengan kadar natrium dalam darah yang rendah.
Minum air yang terlalu banyak menyebabkan kadar natrium menjadi rendah. Minum banyak air membuat cairan seperti natrium hilang melalui keringat atau buang air kecil karena air yang terlalu banyak di tubuh bisa mengencerkan kadar natrium dalam darah.
Jika itu terjadi maka osmosis akan menarik air dari darah ke dalam sel tubuh untuk menyamakan kadar natrium dan sel-sel pun membengkak. Jika sel-sel membengkak dan hal tersebut terjadi di otak, akibatnya sangat fatal.
Penelitian yang telah dilakukan pada pelari marathon menunjukkan ketidaktahuan atlet bagaimana aturan minum yang baik untuk pelari. Beberapa pelari mungkin minum terlalu banyak air atau mengonsumsi cairan lainnya. Di sisi lain masih ada juga pelari yang minum terlalu sedikit air atau cairan lain.
Laporan tersebut menyebutkan mayoritas dari para pelari tidak mengetahui bahwa apakah jumlah air yang diminum cukup aman atau tidak.
Kebanyakan ahli kini mulai memberikan saran pada para pelari maraton untuk minum lebih sedikit. Para ahli berfokus pada pelari maraton karena hiponatremia jarang terjadi pada lomba lari dengan durasi yang berlangsung kurang dari 4 jam.
Pedoman terbaru dari International Marathon Medical Directors Association secara eksplisit mengatakan untuk minum hanya ketika haus. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa, pelari marathon banyak yang tidak mengindahkan anjuran tersebut.
Sebuah survei kedua dilakukan oleh para peneliti di Loyola University Medical Center dan telah diterbitkan dalam British Journal of Sport Medicine pada bulan Juni 2011. Survei tersebut mencapai kesimpulan bahwa, hampir setengah dari pelari dapat minum terlalu banyak selama perlombaan yang mereka ikuti.
Hanya setengah dari pelari yang disurvei oleh para peneliti Loyola melaporkan bahwa, mereka hanya minum ketika merasa haus. Yang lain minum sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dan hampir 10 persen mengatakan kepada peneliti bahwa mereka minum sebanyak mungkin.
"Minum sebanyak mungkin merupakan hal yang dapat berbahaya dan bertentangan dengan pedoman terbaru dari International Marathon Medical Directors Association," kata Dr. James winger, seorang profesor kedokteran keluarga dan penulis utama studi tersebut.
"Para atlet menyatakan mereka minum ketika haus bukan karena menanggapi rekomendasi para ahli. Sebagian besar akan suka untuk minum lebih banyak, namun beberapa atlet telah mengalami gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan akibat minum dengan jumlah yang lebih banyak justru merupakan suatu kondisi yang lebih persuasif untuk dapat mencegah atlet dari konsumsi cairan yang berlebihan," kata Dr. Winger.
"Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah sebaiknya minum ketika tubuh memerlukan, yang dapat ditandai ketika kita merasa haus. Hal tersebut merupakan cara terbaik untuk melindungi diri terhadap hiponatremia dan juga terhadap dehidrasi. Haus merupakan indikator yang sangat tepat yang dapat menggambarkan status hidrasi tubuh yang sebenarnya," kata Dr. Winger.
Dia minum 7 liter air setiap hari dengan maksud untuk “mendetoksifikasi dan mengurangi tekanan darahnya”.
Mengira bahwa makin banyak air dia minum, akan makin baik, dia meneruskan kebiasaannya dan hal ini berlangsung terus selama tiga bulan. Akan tetapi bulan lalu, wanita Taiwan berusia 26 tahun ini tiba-tiba jatuh pingsan. Ketika dia sadar kembali beberapa hari berikutnya, dia menjadi buta, menurut laporan Apple Daily Taiwan.
Dokter mengatakan bahwa kondisi wanita tersebut diketahui sebagai “keracunan air kronis”.
Jumlah air yang dia minum lebih dari tiga kali lipat dari konsumsi air harian yang disarankan bagi orang dewasa yang tidak banyak bergerak.
Dr. Jiang Shou Shan, yang merawatnya, mengatakan kepada Apple Daily Taiwan bahawa pasiennya tidak memiliki penyakit pesikologis atau masalah kesehatan lainnya, kecuali bahwa tekanan darahnya sangat menghawatirkan.
Nama wanita tersebut tidak disebutkan dalam laporan.
Dr. Jiang mengatakan, “Dia salah percaya bahwa makin banyak air dia minum, makin banyak pula dia bisa menurunkan tekanan darahnya. Sejak itu, selama tiga bulan, dia meminum 7 liter air setiap hari.”
Dr. Jiang menambahkan pada mulanya wanita tersebut akan sering buang air kecil, tapi setelah beberapa waktu, hal tersebut berubah menjadi keracunan air.
Minum terlalu banyak air bisa mengakibatkan hyponatremia, suatu kondisi dimana kadar sodium di dalam darah tidak cukup.
Sebagai hasilnya, kelebihan air harus diserap oleh sel-sel tubuhnya. Sel-sel otaknya membengkak setelah meminum air, yang mengakibatkan tekanan yang meningkat di dalam otaknya.
Dr. Jiang menjelaskan bahwa tekanan tersebut mengakibatkan pendarahan di dalam occipital lobe (otak besar bagian depan), yang merupakan pusat pemrosesan visual dari otak yang berisi sebagian besar visual cortex.
Kata Dr. Jiang, “Sodium di dalam darah kita menjaga laju metabolisme sel kita. Tetapi sekali Anda meminum terlalu banyak air, ion-ion sodium akan berkurang, mengakibatkan otak membengkak.
Hal ini mengakibatkan tekanan dan berlanjut ke pendarahan.” Shin Min Daily mengutip pernyataan seorang dokter bahwa minum terlalu banyak air bisa berakibat fatal.
Dokter tersebut, dari Raffles Hospital, mengatakan bahwa tubuh kita secara konstan kehilangan air melalui keringat, buang air kecil dan air besar atau menghembuskan nafas, diantaranya.
“Mengganti ‘kehilangan air’ ini adalah esensial, tetapi rehidrasi yang berlebihan bisa mengakibatkan overdosis air yang fatal, ” kata dokter.
Menurut dokter tersebut, gejala-gejala keracunan air termasuk sakit kepala, kelelahan, hidung mampet, muntah, sering buang air kecil dan disorientasi mental.
Dari 2 berita di atas, saya simpulkan kalau minum air terlalu banyak, itu tidak bagus. Segala sesuatu yang berlebihan biasanya berakhir buruk loh... :)
0 komentar:
Posting Komentar